Perpustakaan
adalah sarana penyebarluasan ilmu pengetahuan dan sarana pewarisan nilai-nilai
budaya bangsa. Koleksi yang ada di perpustakaan menjadi dokumen yang tak
ternilai harganya.
Perpustakaan adalah sumber belajar yang dapat digunakan setiap saat,
sistematis, dan terus dipelihara dan dikembangkan.
Pendidikan
dan perpustakaan dapat diibaratkan dua sisi mata uang. Semua memberi peran dan
saling melengkapi. Perpustakaan merupakan sarana yang wajib ada di lembaga
pendidikan. Di sekolah, perpustakaan sesungguhnya bagian integral Pusat Sumber
Belajar (PSB) yang menjadi pusat peningkatan mutu proses pembelajaran. Di
perguruan tinggi perpustakaan menjadi bagian paling penting dalam menunjang
pencapaian tujuan pendidikan tinggi. Saking pentingnya perpustakaan, ada yang
mengistilahkan bahwa perpustakaan adalah “jantung perguruan tinggi”.
Bahkan di
setiap institusi dan pemerintahan daerah membutuhkan adanya perpustakaan.
Berbagai daerah kini juga memiliki perpustakaan, meskipun ada yang masih
merupakan rintisan maupun digabung dengan satuan kerja lainnya.
Untuk
memahami isi koleksi perpustakaan, harus dilakukan dengan membacanya. Membaca
adalah aktivitas intelektual tetapi sekaligus dapat dilakukan dengan santai. Perpustakaan hendaknya menjadi
tempat belajar yang menyenangkan, menginspirasi dan memotivasi orang untuk
terus belajar.
Dalam proses
pendidikan, baik di jenjang SD sampai perguruan tinggi, aktivitas membaca
merupakan bagian paling banyak dari seluruh waktu yang ada. Membaca adalah
jalan menuju pengetahuan dan perpustakaan dapat dipandang sebagai kendaraan
yang mengantarkan pada pemahaman dan wawasan yang luas.
Koleksi
perpustakaan adalah pintu-pintu menuju cakrawala pandangan dan dunia ilmu
pengetahuan. Koleksi perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan kelompok
masyarakat penggunanya, menjadi ikon yang menandai proses bertumbuh-kembangnya
budaya dan peradaban umat manusia.
Budaya
membaca merupakan wujud proses panjang dan kontribusi banyak pihak. Lingkungan
strategis harusnya berperan besar dalam membangun budaya membaca. Masyarakat perlu memberikan
dukungan bagi kemajuan budaya membaca. Ini dapat dilakukan dengan cara yang
sangat sederhana seperti menyempatkan berkunjung ke perpustakaan, berkunjung ke
toko buku, atau memiliki buku bacaan di rumah.
Sekolah
merupakan lembaga strategis dan formal yang menjadi pilihan pendidikan bagi
masyarakat. Sekolah dan perpustakaan yang ada di sekolah dapat menjadi arus
utama (mainstream) dalam mewujudkan pendidikan karakter bagi peserta
didik.
Kita saat
ini perlu menanamkan kepada peserta didik bahwa perpustakaan sebagai pusat
pengetahuan dan sumber belajar yang tak pernah kering. Perpustakaan tak lekang
oleh waktu. Untuk mencapai kondisi ini pengelola perpustakaan dituntut untuk
mengembangkan diri, meningkatkan keterampilan dan bekerja melayakan koleksi
yang dimiliki kepada penggunanya.
Pimpinan
instansi induk dan pejabat pemerintah perlu menaruh perhatian lebih terhadap
peran dan kontribusi perpustakaan bagi penyebaran pengetahuan, ilmu, dan secara
umum bagi pewarisan nilai-nilai budaya dan perkembangan peradaban.
Kita sering
membaca berita di media, terkait perpustakaan, hampir semua berisi keluhan dan
komplain. Pengguna mengeluhkan kondisi dan layanan perpustakaan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Pengelola perpustakaan melemparkan
berbagai kendala yang dihadapi, seperti masalah tidak adanya anggaran yang
mencukupi, kebijakan instansi induk yang tidak berpihak pada perpustakaan.
Sementara pimpinan instansi induk menyalahkan rendahnya minat baca masyarakat,
sehingga beranggapan untuk apa membangun perpustakaan dengan biaya besar.
Pengelola
perpustakaan dan pimpinan instansi induk perlu mencari cara kreatif untuk
menjadikan perpustakaan sebagai pusat perhatian dan ramai dimanfaatkan oleh
masyarakat. Perpustakaan dapat menggelar berbagai even terkait
penumbuhkembangan budaya baca, menyosialisasikan peran dan fungsi perpustakaan,
terus melengkapi koleksi, dan yang juga penting adalah memberikan layanan
sesuai dengan perkembangan teknologi informasi.
Secara
khusus bagi perpustakaan sekolah, peran guru dan pimpinan sekolah, juga sangat
penting. Guru dan pengelola sekolah harus bergandeng tangan dan satu visi untuk
mewujudkan perpustakaan yang ideal. Perpustakaan perlu menambah keragaman
koleksi bahan pustaka yang sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik dan
menyediakan ruang baca yang nyaman. Dari semua peran pustakawan atau petugas
perpustakaan yang paling penting adalah memberikan layanan dengan pendekatan
yang humanis.
Perpustakaan
harus menghapus kesan miring dan anggapan bahwa perpustakaan adalah gudang
buku. Petugas perpustakaan adalah pegawai “bermasalah” sehingga dimutasi ke
perpustakaan. Perpustakaan harusnya tidak dipandang sebelah mata.
Perpustakaan
yang maju akan memberikan kredit poin bagi instansi induk secara umum.
Perpustakaan sekolah yang dikelola secara modern dan dimanfaatkan secara
maksimal oleh warga sekolah, mengkontribusi pada citra sekolah yang baik. Di
perguruan tinggi, perpustakaan yang banyak dimanfaatkan oleh civitas akademika
mengkontribusi pada berbagai aktivitas belajar mahasiswa dan penelitian.
Perpustakaan yang representatif dan mampu memenuhi kehausan informasi dan
pengetahuan mahasiswa menjadi tempat paling favorit bagi mahasiswa.
Intinya
adalah perpustakaan mengkontribusi terhadap proses kreatif, sumber inspirasi,
dan membantu memandu perkembangan hasil belajar siswa.
Sekolah yang
menerapkan filosofi buku dan perpustakaan sebagai jendela dunia akan
menyediakan alokasi sumberdaya untuk perpustakaan yang memadai. Kepala sekolah karena jabatannya
akan berada di garis terdepan dalam memperjuangkan terwujudnya perpustakaan
yang menarik, lengkap, dan mampu memenuhi kebutuhan belajar siswanya. Buku dan perpustakaan adalah pembicara yang tidak ngobrol dan tak akan
pernah ngibul.
Guru dapat memberikan pembelajaran secara kreatif
dengan mengaitkan perpustakaan seperti penugasan kepada siswa untuk resume buku
yang ada di perpustakaan. Guru juga dapat memanfaatkan perpustakaan untuk
pembelajaran, baik melalui pengamatan bersama siswa, berdiskusi dalam
perpustakaan baik dengan sesama pengunjung maupun dengan pustakawan, dan sebagainya.
Perpustakaan
idealnya menjadi sarana yang memudahkan siswa untuk belajar. Sifat demokratis
dan egaliter perpustakaan harus dijaga dan dikembangkan. Layanan perpustakaan
menganut prinsip terbuka, dalam arti siapa saja boleh memanfaatkan perpustakaan
untuk menambah pengetahuannya. Tentu dengan memenuhi tata tertib dan aturan
yang berlaku. Meskipun yang utama adalah warga sekolah atau anggota
perpustakaan itu sendiri, prinsip bahwa perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh
warga masyarakat umum tidak dapat ditanggalkan.
Perpustakaan
menjadi sumber belajar dan mencari pengetahuan secara efisien dan efektif.
Tidak harus berbiaya mahal untuk membaca buku, dan tidak harus pergi ke tempat
yang jauh untuk mempelajari sesuatu yang berada disuatu tempat.
Untuk
melihat dan mencari perbandingan sejarah Brazil, misalnya, siswa dapat membaca
koleksi buku yang ada di perpustakaan. Demikian pula untuk mempelajari budaya
masyarakat Timur Tengah, siswa dapat mengkaji buku yang dimiliki di perpustakaan
sekolahnya. Jadi tidak perlu jauh-jauh.
Selain itu untuk mengetahui kehidupan hewan, kehidupan bawah laut,
astronomi, geologi, dan sebagainya, semua dapat dipelajari melalui buku yang
ada di perpustakaan. Perpustakaan menyediakan catatan sejarah masa lalu dan
pengetahuan.
Perkembangan peradaban ditopang oleh perpustakaan. Buku dan koleksi
perpustakaan harus tumbuh seiring dengan kemajuan yang dicapai oleh umat
manusia. Generasi yang sekarang gemar membaca buku, mencintai perpustakaan, dan
memiliki motivasi belajar yang terjaga dengan baik, akan menjadi generasi
penerus yang juga akan melahirkan karya tulis berharga, memacu inovasi, dan
menyebarluaskan gagasan-gagasan cerdas yang bermanfaat. (*)