Senin, 01 Juli 2013

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN


Suka atau tidak, kita sangat bergantung kepada alam. Dalam konsep ilmu, alam sering disepadankan dengan lingkungan. Harus diakui bahwa hubungan manusia dengan lingkungannya merupakan keniscayaan yang menjamin keberlangsungan hidup umat manusia. Hubungan manusia dengan alam harus dijaga keseimbangannya. Lingkungan adalah semua faktor, fisik dan biologis yang secara langsung berpengaruh terhadap ketahanan hidup, pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi organisme.
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan fisik meliputi benda dan daya, lingkungan biologi meliputi manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan, lingkungan sosial meliputi manusia dan prilakunya dan lingkungan institusional meliputi lembaga-lembaga yang dibentuk masyarakat. Manusia hanya salah satu unsur dalam lingkungan hidup, tetapi perilakunya akan mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Makhluk hidup yang lain termasuk binatang tidaklah merusak, mencemari, atau menguras lingkungan.
Manusia hanya dapat hidup dan melanjutkan kehidupannya karena adanya tumbuhan, makhluk hidup yang lain, dan jasad perombak. Sebaliknya alam dengan tumbuhan, makhluk hidup lain, dan jasad perombak dapat hidup terus tanpa adanya manusia, bahkan mungkin akan lebih kekal, karena dapat diduga manusia yang melakukan perusakan lingkungan.
Dari paparan tersebut, manusia seharusnya berusaha dengan segala daya dan dana agar lingkungan yang sehat dan serasi tetap terpelihara bahkan meningkat menjadi lebih baik dan lebih indah. Kerusakan sudah terjadi, hendaknya segera diperbaiki sebelum keadaan bertambah parah. Salah satu upayanya adalah pemaksaan dan imbauan kepada masyarakat agar menjaga, memlihara lingkungan yang baik dan sehat, serta lestari. Untuk itu diperlukan penciptaan perangkat peraturan hukum yang baik dan lengkap, disertai penerapan dan penegakkan yang baik dengan aparat penegak yang cakap, jujur, dan mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan diri atau golongannya. Mengutamakan kenikmatan di masa depan daripada kenikmatan sesaat di masa kini.

CATATAN-CATATAN LEPAS

I.
Dahulu dikenal konsep ketenagakerjaan, kemudian personalia, dan belakangan ini dikenal dengan Manajemen Sumber Daya Manusia. Konsep-konsep tersebut jika ditelisik mendalam merujuk pada esensi pendidikan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini mengenal istilah "human capital", entah apa padanan kata tersebut dalam bahasa Indonesia. Apapun istilahnya, sebenarnya itu menjelaskan pentingnya "memanusiakan manusia". Manajemen dan pengembangan sumber daya manusia bukan semata-mata menyediakan tenaga kerja terampil dan ahli untuk memenuhi tuntutan-tuntutan pembangunan, tetapi lebih dari itu sebenarnya untuk meningkatkan harkat dan martabat kemanusiaan.


II.
Kampus adalah tempat mengkancah kebudayaan dan peradaban yang lebih baik. Kampus bukan semata-mata tempat belajar anak-anak muda dan setelah lulus mencari kerja atau menciptakan lapangan kerja sendiri. Hakikatnya, kampus merupakan pusat pengembangan pengetahuan. Implementasi dari visi tersebut melalui kegiatan penelitian, pendidikan, dan pengabdian kepada masyarakat.

III.

Coba dilakukan survei kecil-kecilan terkait kendaraan yang dipasangi stiker militer, polisi, marinir, klub menembak, grup pemburu, pasukan khusus, lembaga hukum, dan sebagainya. Berapa persen yang benar-benar dimiliki oleh orang yang benar berafiliasi dengan kelompok yg tertera di stiker tersebut?
(galau dengan gaya pengendara yang zig-zag, ngebut, buang sampah sembarangan, dan tak menghargai penguna jalan yang lain)


IV.
Dan bahkan sejak lahir, manusia mempunyai rasa malu. Itulah fitrah manusia. Rasa malu itulah yang menjaga moral dan perbuatannya. Psikologi mengajarkan, rasa malu dapat menjadi salah satu alat untuk mengukur kadar gila seseorang. Orang gila yang sudah tidak malu lagi, misalnya tidak mau berpakaian, maka itu masuk kategori sangat parah, dan proses pemulihannya membutuhkan waktu yang lama dan proses terapi yang kompleks. Sebaliknya, jika masih mau berpakaian, menutup aurat, relatif mudah dipulihkan/diobati.

V.
Fitrah manusia itu dapat membedakan mana yang buruk dan mana yang baik, apa yang pantas (dilakukan) dan apa yang tidak pantas (dilakukan). Kata ustadz: Perhiasan (mutiara) manusia itu antara lain akal, agama, rasa malu, dan amal sholeh.