Dwi Rohmadi Mustofa: STIT Pringsewu Gelar Workshop Penyusunan Karya Ilmiah

Sabtu, 18 Januari 2020

STIT Pringsewu Gelar Workshop Penyusunan Karya Ilmiah

STIT Pringsewu Mengadakan Workshop Penyusunan Karya Ilmiah bagi Mahasiswa

Mahasiswa sebagai calon sarjana wajib memiliki kemampuan menyusun karya ilmiah. Kemampuan ini perlu terus dikembangkan, sehingga bermanfaat dalam menunjang tugas-tugas di masyarakat.

Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan itu mahasiswa, STIT Pringsewu mengadakan Workshop Penyusunan Karya Ilmiah, Sabtu (18/01/2020).

Kegiatan yang diikuti 69 mahasiswa ini menghadirkan narasumber Hi. Salamun, M.Pd.I., Eri Purwanti, M.Pd., Amrullah Khoirul Maarif, M.Pd.

Ketua STIT Pringsewu Dwi Rohmadi Mustofa, M.Pd., dalam sambutannya mengatakan, mahasiswa harus menjadi pribadi yang senantiasa menunjukkan sikap ilmiah, berpikir ilmiah, dan menghasilkan karya ilmiah. “Kesarjanaan seseorang antara lain dicirikan dengan sikap dan perilaku ilmiah. Maka para mahasiswa wajib mengasah terus menerus kemampuan-kemampuan berpikir dan berkarya ilmiah,” ucapnya.

Melalui workshop ini, lanjut Dwi Rohmadi, diharapkan menghasilkan integrasi pengetahuan dan terbentuk keterampilan serta hasil karya ilmiah mahasiswa yang lebih baik.

Para narasumber menyampaikan materi secara interaktif dan membimbing setiap peserta dalam menyusun karya ilmiah baik berupa rancangan skripsi maupun artikel jurnal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENDIDIKAN ADALAH INVESTASI

Investasi dalam pendidikan terkait dengan biaya pendidikan itu sendiri dan biaya yang merupakan peluang dan kesempatan penghasilan apabila peserta didikk itu bekerja atau berproduksi dan menghasilkan barang maupun jasa yang bisa dinilai sebagai pendapatan. Dalam konteks pendidikan hal itu berarti juga adalah biaya pendidikan (investasi). Jadi pendidikan memang mahal. Tetapi, manfaat (benefit) yang diperoleh juga merupakan kumulasi dan efek berlipat yang amat banyak. Bahkan secara umum dapat dijelaskan jika masyarakat berpendidikan baik, maka pemerintahan (negara dan bangsa) juga akan baik.

MENGABDI PADA PENDIDIKAN

Mari kita selalu berpikir untuk memberikan kontribusi yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan. Tanggung jawab negara semestinya paling besar dalam mengurusi pendidikan. Kritik saran dan pendapat, juga bentuk partisipasi demi memajukan pendidikan. Kritik yang disampaikan dengan elegan dan tanpa pretensi dan tendensi negatif, niscaya lebih bermartabat. Bagi pemerintah dan penyelenggara pendidikan, hendaknya menjadikan kritik, saran, pendapat, dsb sebagai bagian dari usaha memperbaiki secara terus menerus mutu pendidikan di Indonesia.

NASIHAT

Setiap nasihat pertama-tama ditujukan kepada pemberi nasihat itu sendiri.
- Merasa diri paling berjasa, hanya akan mengukuhkan sikap arogan dan tidak tidak akan pernah menghargai orang lain.
- Kesempatan itu sesungguhnya datang berkali-kali. Ketika kesempatan pertama belum dapat diraih, maka akan terbuka kesempatan-kesempatan berikutnya. Hanya memang, kesempatan berikutnya itu memiliki nilai yang berbeda.
- Semakin mudah mengucap janji, semakin ringan mengingkari. Semakin banyak yang diucapkan, semakin banyak yang dilupakan.