(Artikel ini dimuat RADAR LAMPUNG, Rabu, 23 November 2011)
Secara filosofis, menjadi guru meniscayakan panggilan jiwa dan dedikasi bagi kemanusiaan. Implikasinya adalah melakoni profesi dengan keihklasan, kebebasan, dan keseriusan yang mendalam, menyebarluaskan nilai-nilai dan meninggikan martabat umat.
Secara filosofis, menjadi guru meniscayakan panggilan jiwa dan dedikasi bagi kemanusiaan. Implikasinya adalah melakoni profesi dengan keihklasan, kebebasan, dan keseriusan yang mendalam, menyebarluaskan nilai-nilai dan meninggikan martabat umat.
PERTANYAANNYA
adalah, adakah profil guru seperti itu sekarang? Mengapa seseorang mesti
menjadi guru dan bukan memilih profesi yang lain? Bagaimana ia melaksanakan
misi menjadi guru?
Menjadi guru di era
teknologi informasi merupakan pilihan unik. Karena banyak pilihan seseorang
untuk suatu profesi. Bahkan menjanjikan karier dan peluang pengembangan diri.
Pertimbangan dalam
memilih profesi guru sekarang, tentu berbeda dengan pertimbangan para guru
kita, ketika dulu mereka memutuskan untuk menjadi guru. Iklim sosial dan
politik dalam tata kehidupan berbangsa dan bernegara juga telah berubah. Model
penanaman disiplin, pembiasaan aktivitas positif, dan cara-cara belajar
sekarang sudah berkembang.
Guru sekarang mendidik
anak-anak yang memiliki akses yang luas terhadap informasi. Siswa dapat
mengetahui berbagai informasi dari banyak sumber. Menjadi guru sekarang adalah
menjadi fasilitator belajar bagi siswa. (*****lanjut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar