elajar
dapat dipahami sebagai suatu proses pengalaman atau pemberian pengalaman.
Proses pengalaman itu dapat langsung maupun tidak langsung. Sebagian besar
pembelajaran adalah pemberian pengalaman secara tidak langsung. Jadi
pembelajaran itu menggunakan media belajar, melalui fasilitator belajar dalam
lingkungan belajar dan dibarengi dengan motivasi yang tinggi dari si belajar.
KITA sering tanpa sadar mengalami proses
belajar. Ketika membaca, baik buku,
koran, majalah, brosur, leaflet, pengumuman, spanduk, internet, dan sebagainya,
sesungguhnya, kita telah mengalami suatu proses belajar. Proses belajar, dalam
konsep teori belajar kognitif, adalah terjadinya pengelolaan informasi dalam otak,
dikaitkan dengan informasi yang telah dimiliki. Belajar adalah proses mental. Ini proses belajar yang paling
umum, mudah, murah, dan bisa dilakukan di mana saja.
Aktivitas
membaca adalah proses untuk memperoleh pengetahuan baru. Membaca disebut metode
untuk mengetahui apa yang terjadi di luar diri, memahami pengalaman dan
pendapat orang lain, mengetahui suatu peristiwa, laporan kegiatan, dan
sebagainya. Membaca adalah membuka cakrawala dunia. Maka tak berlebihan jika disebut membaca adalah cara memberantas
kebodohan.
Media massa,
sebagai produk jurnalistik, dapat dipandang sebagai salah satu media belajar.
Sifatnya yang massal, memungkinkan setiap orang mengakses media seluas-luasnya.
Dalam sajian media massa, banyak materi pengetahuan, pembelajaran, dan hiburan.
Era informasi di
mana kebebasan pers menemukan momentumnya, ditunjang dengan kemajuan teknologi,
keberadaan media massa merupakan perwujudan demokrasi yang esensial.
Nilai-nilai kebebasan, kesetaraan, keberimbangan, keterbukaan, menjadi
prioritas utama.
Proses kerja mengumpulkan,
mengelola, menyimpan, dan menyiarkan berita itulah yang secara sederhana disebut
jurnalistik. Dalam praktik, pengertian jurnalistik itu
berkembang yaitu sebagai proses mewujudkan karya dan penyampaian
informasi baik berupa tulisan, suara, gambar, maupun video. Ada juga
yang menyebut jurnalisme, atau istilah lain, seperti kewartawanan,
pers, atau press. Dalam mekanisme kerja sampai wujud akhir berupa media
massa,
ada banyak pembelajaran yang dapat diambil, baik oleh kalangan pelajar
maupun
masyarakat umum. Pembelajaran juga dapat dipetik dari substansi produk
jurnalistik.
Maka wajar jika
beberapa sekolah mengisi kegiatan studi wisata dengan mengunjungi penerbit
media, melihat dari dekat proses kerja jurnalis dan pembuatan berita.
Kompetensi jurnalis di antaranya adalah mengelola media secara utuh, dapat
ditularkan, dipelajari oleh kalangan pelajar sehingga mereka dapat
mengaktualisasikan dalam bentuk media di sekolah masing-masing.
Ketelitian
Suatu karya
jurnalistik menuntut kerja yang teliti. Suatu berita, dilaporkan oleh jurnalis
secara detail, terperinci, untuk memenuhi hasrat ingin tahu audiensnya. Jurnalistik
berusaha mengungkapkan fakta-fakta yang tersembunyi, atau dengan kata lain,
hal-hal yang tidak dilihat oleh umum. Jurnalis harus cermat, jeli, dan tajam
melakukan pengamatan, pengumpulan data dan informasi, mengelola, dan mengemas
informasi sehingga menjadi sajian yang menarik dan bernilai guna bagi audiens. (****lanjut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar