Dalam
keseharian, kita sering abai terhadap hal-hal kecil. Padahal, sesungguhnya, di
dalamnya terdapat proses belajar. Belajar dapat dipahami sebagai suatu proses
mengalami maupun proses menyelami pengalaman orang lain melalui berbagai media
belajar. Sehingga belajar dapat terjadi sebagai pengalaman langsung maupun
tidak langsung.Hasil belajar bersifat tetap, baik berupa perubahan pola pikir,
pengetahuan, sikap, keyakinan, kebiasaan, perilaku, keterampilan, maupun
keahlian.
Belajar dapat terjadi melalui media
belajar, adanya fasilitator belajar, lingkungan belajar, dan minat serta
motivasi belajar. Media belajar itu dapat berupa buku, majalah, laporan
penelitian, media massa, alat, sarana, peraga, perangkat teknologi,
laboratorium, kebun, lapangan, dan sebagainya. Belajar tidak hanya terjadi di
ruang kelas di sekolah atau kampus, tetapi dapat terjadi di mana saja dan kapan
saja, termasuk melalui apa pun dan dengan siapapun.
Dalam konsep teori belajar
kognitivisme, proses belajar adalah terjadinya pengelolaan informasi dalam
otak, dikaitkan dengan informasi yang telah dimiliki. Inilah belajar yang
paling umum, mudah, murah, dan bisa dilakukan di mana saja.
Praktik belajar yang paling umum dan
sesuai dengan pemahaman kognitivisme tersebut adalah melalui aktivitas membaca.
Dengan membaca diperoleh informasi dan pengetahuan baru. Membaca disebut metode
untuk mengetahui apa yang terjadi di luar diri, memahami pengalaman dan
pendapat orang lain, mengetahui suatu peristiwa, laporan kegiatan, dan
sebagainya. Maka tak berlebihan jika disebut membaca adalah cara memberantas kebodohan.
Ketika kita membaca, baik membaca buku, majalah, koran, leaflet, booklet,
brosur, atau apapun, sesungguhnya kita sedang mengalami proses belajar.
Jurnalisme adalah suatu bidang kerja
yang berhubungan dengan mengumpulkan berita, informasi, data, menyimpan,
mengelola, menulis, melaporkan atau menyiarkannya baik
berupa tulisan, foto, gambar, grafis, rekaman suara, maupun video. Memang ada
yang menyebut dengan istilah lain, seperti jurnalistik, kewartawanan, atau
pers.
Praktik jurnalisme semakin berkembang,
seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Setiap orang dapat
menyampaikan informasi melalui media komunikasi massa. Pengelolaan media
melibatkan semakin banyak orang, sebagai informan maupun nara sumber untuk
disiarkan ke audien yang lebih luas. (****lanjut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar