Jumat, 23 September 2011

TANTANGAN MENUMBUHKAN MINAT BACA MASYARAKAT


(ARTIKEL INI DIMUAT RADAR LAMPUNG, SABTU, 24 SEPTEMBER 2011)
Tulisan sahabat saya Gunawan Handoko, ketua Komunitas Minat Baca Indonesia Provinsi Lampung di Radar Lampung (Selasa, 20/09) menarik untuk dicermati. Realitas kini secara gamblang menunjukkan bahwa minat baca dan aktivitas membaca masih belum menjadi kebiasaan di masyarakat, terutama di kalangan peserta didik.
SAYA sepakat dengan Mas Gun, bahwa semangat dan optimisme terhadap  minat baca dapat terus ditumbuhkembangkan, agar kita sebagai bangsa dapat meraih daya saing yang lebih baik lagi. Melalui kegiatan gemar membaca diharapkan terbentuk suatu masyarakat yang berbudaya baca, menghargai buku dan bahan bacaan, terpeliharanya khazanah budaya bangsa, percepatan kemajuan perolehan pengetahuan baru.
Membicarakan masalah minat baca masyarakat dengan perbandingan dengan bebeberapa negara, sebagaimana diungkapkan Mas Gun, layak kita jadikan bahan renungan, tentang sejauh mana pencapaian kita selama ini. Minat baca dan budaya membaca, jelas memiliki urgensi dan relevansi dengan daya saing bangsa.
Bangsa yang besar dibangun diatas individu warga negara memiliki minat, semangat dan membaca, sehingga memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas. Hal ini kemudian mencirikan cara bersikap yang dominan dalam diri individu, menghargai perbedaan, lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan, pengakuan akan keluasan cakrawala pengetahuan, dan kesadaran yang tinggi terhadap kehidupan bersama.
Tanggung jawab untuk menciptakan masyarakat gemar membaca terletak pada diri setiap orang, dengan dukungan pemerintah sebagai otoritas penyedia jasa layanan publik. Pemerintah harus menyediakan berbagai fasilitas sehingga memungkinkan akses kepada sumber bahan bacaan yang murah dan mudah bagi setiap warga negara.(*****lanjut)

Tidak ada komentar: