Minggu, 11 Oktober 2009

NIKMATNYA BERINTERNET

Nikmatnya Berinternet

Oleh Dwi Rohmadi Mustofa

Peminat masalah pendidikan di Bandarlampung

Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo) Republik Indonesia telah mencanangkan bahwa pada tahun 2010 seluruh desa di Indonesia telah terhubung dengan internet. Hal ini didukung dengan penyedia jasa telekomunikasi, yang berlomba menyediakan jaringan di setiap jengkal wilayah Indonesia. Memang benar bahwa teknologi akan memudahkan kehidupan umat manusia. Tapi yang paling penting adalah bagaimana pemanfaatannya. Teknologi sebagaimana ilmu pengetahuan apapun, bersifat netral. Ia bisa digunakan untuk kepentingan yang sesat dan menyesatkan, untuk kejahatan, atau untuk tujuan merusak kehidupan. Tapi sebenarnya manusia mengembangkan teknologi pada dasarnya dimaksudkan untuk kesejahteraan.

Kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat dewasa ini menggiring setiap orang pada suatu situasi terjebak alias ketergantungan. Sekarang ini rasanya tidak mungkin hidup normal tanpa bantuan teknologi. Sampai berkembang pengibaratan; “lebih baik ketinggalan dompet daripada ketinggalan handphone”. Mengapa? Ya, karena kalau ketika kita pergi ketinggalan dompet di rumah, bisa nelepon orang rumah untuk mengamankan dompetnya. Tapi kalau ketinggalan handphone, mau bagaimana? Menelepon nggak bisa, karena semua nomor-nomor penting tersimpan dalam handphone. Bukan hanya itu, berbagai catatan penting mungkin disimpan dalam handphone.

Bahwa, benar tiada hari tanpa komunikasi. Tapi di masa kini, komunikasi sudah mengalami perluasan arti, bukan saja bertatapmuka secara langsung. Media komunikasi sekarang telah berkembang, dari yang bersifat satu pihak ke massa, atau sebaliknya, tetapi sudah merupakan gabungan dari berbagai cara dan bentuk komunikasi.

Internet adalah suatu sistem komunikasi yang paling canggih. Definisi sederhana ini untuk menjelaskan betapa sekarang orang mudah memanfaatkan internet baik untuk pendidikan, hiburan, maupun bisnis. Singkatnya, perlu apa saja tinggal klik. Internet dapat menjadi media komunikasi data, suara, gambar, dan video. Internet sekarang telah mampu menghubungkan banyak orang secara interaktif.

Berdasarkan deskripsi dan kondisi seperti tersebut maka dapat dipredikasi bahwa dalam tahun-tahun mendatang penggunaan internet sudah menjadi kebutuhan dan keharusan. Sekarang saja, sudah banyak orang yang sangat menggantungkan pekerjaan dan bisnisnya pada pengguna internet. Siswa, mahasiswa, guru, dosen, peneliti, pengusaha dan politisi memerlukan internet untuk mengkomunikasikan data.

Setiap orang yang memerlukan informasi atau data, hampir semuanya dapat diperoleh melalui internet. Terutama kalangan mahasiswa dan peneliti. Internet adalah “pertambangan” data dan informasi yang tak terhitung kandungannya. Ibarat hutan, ia merupakan belantara yang semakin hari kian lebat. Oleh karena itu untuk mencari data diperlukan kemampuan atau pengetahuan tentang cara akses internet.

Peneliti yang membutuhkan hasil riset terkait dengan topik yang sedang dikajinya, dapat mengakses informasi dan data melalui internet. Ribuan hasil penelitian dengan ratusan topik/subyek dipublish melalui internet. Mahasiswa yang membutuhkan referensi untuk melengkapi tugas juga dapat menelusuri sumber-sumber atau artikel-artikel terkait di internet. Demikian juga wartawan, yang memerlukan bahan pengayaan karya jurnalistiknya tinggal klik internet.

Internet telah menyediakan berbagai sumber informasi yang mudah diperoleh. Enaknya, ia sangat peka dengan perintah pencarian. Misalnya, kalau kita mencari informasi tentang “pendidikan non ormal”, maka tinggal ketikkan kalimat tersebut pada mesin pencari, dan akan tersaji ribuan artikel/naskah terkait.

Lebih hebat lagi, penggunaan internet sekarang telah menjadi isu atau “jualan” politisi untuk meraih dukungan. Simaklah pernyataan berikut terkait dengan perluasan akses internet oleh petani. “Kami akan sediakan komputer murah semurah-murahnya sehingga nanti harga produk petani di desa tidak dipermainkan oleh tengkulak. Karena petani kita bisa mengakses harga dari internet”.

Implikasi dari pesatnya penggunaan internet memunculkan para kreator/wirausaha baru. Lembaga pendidikan komputer yang sudah banyak kian menjamur. Toko komputer pun perang harga. Pabrikan komputer menyediakan produk yang murah dan andal.

Iklan pendidikan/kursus bidang komputer, mengetengahkan tagline iklan berikut: Di tahun-tahun mendatang, jutaan orang akan memiliki komputer, ini berarti membuka peluang kerja bagi para teknisi dan programmer.

Bagi perguruan tinggi, akses internet telah menjadi poin penting penilaian kredibilitasnya. Bagi lembaga pendidikan di tingkat dasar, keberadaan pelajaran dan ketersediaan perangkat komputer di sekolah telah menjadi ciri keunggulan sekolah yang bersangkutan.

Teknologi seperti juga ilmu pengetahuan, dapat diibaratkan sebagai senjata: pedang bermata dua. Ia bisa digunakan untuk kebaikan maupun untuk kejahatan. Internet bisa digunakan untuk pendidikan, bisa juga untuk kemaksiatan.

Penyalahgunaan situs jejaring sosial seperti facebook hanyalah salah satu contoh aktual. Setiap orang bisa terhubung. Mencari teman lama yang sudah memiliki account di facebook sangat mudah. Lantas yang perlu diantisipasi adalah penggunaan nama atau predikat seseorang secara tidak syah. Yang paling heboh tentu saja kasus facebook dengan nama Jakob Oetama. Ada juga facebook for adult, yang berisi materi tentang seks.

Kasus penyalahgunaan account facebook Jakob Oetama, seperti dilansir Kompas, Selasa, 23 Juni 2009. Nama tokoh ini dibuatkan account oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Hasilnya mencengangkan. Sampai pukul 10.15 ia telah memiliki teman 1.818 orang. Sebagian besar temannya itu adalah sejumlah tokoh. Dalam situs ini memuat cover buku karangan Jakob Oetama.

Harian Kompas kemudian memberikan klarifikasi. "Sehubungan dengan adanya account Facebook atas nama Jakob Oetama, Pemimpin Umum Harian Kompas, dengan ini harian Kompas menyatakan bahwa Jakob Oetama tidak pernah membuat atau meminta orang lain untuk membuatkan account Facebook tersebut sehingga segala tulisan, foto dan apa pun yang tercantum di dalamnya berada di luar tanggung jawab Jakob Oetama."

Beberapa minggu lalu, teman saya Dedy Mawardi sudah membuat pengumuman di facebook. Intinya, “nama yang asli dengan huruf y di belakang Dedy. Katanya, sudah ada 26 account yang mirip-mirip nama dia.

Kehebatan, kecanggihan, dan kenikmatan dari internet, terutama dalam situs jejaring sosial facebook ini juga tercermin dari aksi dukung “bebaskan Prita”. Sayang aksi simpati kepada Antasari Azhar yang sudah digagas sebelumnya, tidak seramai untuk Prita.

Maaf, tulisan ini tidak mendiskusikan halal-haram facebook. Di sini penulis hanya ingin mengungkapkan betapa sekarang nikmat hidup dengan internet. Majulah Indonesia dengan internet. (dwi_rohmadi@yahoo.com)

Tidak ada komentar: